Hal-hal Yang Perlu Anda Ketahui Saat Menghadapi Kasus Gawat Darurat Medis?

Tradisi mudik menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, namun tradisi mudik berarti melonjaknya volume pemakaian jalan pada periode tersebut, dan ini berarti melonjak pula tingkat kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban meninggal atau cacat.

Berbagai upaya pencegahan kecelakaan dan upaya pertolongan korban yang dilakukan berdampak pada menurunnya jumlah korban cacat ataupun meninggal, namun angka tersebut masih relatif tinggi. Saat ini Indonesia masih termasuk 10 besar negara dengan angka kecelakaan lalu lintas dan angka kematian tertinggi di dunia.

Penanganan pra dan pasca kecelakaan adalah salah satu pilar program dekade Aksi Keselamatan Jalan milik pemerintah, dan hal ini bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak saja. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, karena itu dalam pelaksanaan SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) terdapat gerakan Safe Community, yaitu gerakan yang melibatkan peran aktif himpunan profesi maupun masyarakat umum (misal: PSC, Poskesdes, dll) untuk menciptakan keadaan sehat dan aman dalam masyarakat.

Contoh keterlibatan aktif masyarakat dalam hal ini adalah dengan melakukan PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat). Sayangnya, belum banyak masyarakat umum (non-medis) yang menguasai PPGD, sehingga saat berhadapan langsung dengan kejadian gawat darurat, seringnya mereka tidak dapat berbuat apa-apa.


Apa yang bisa dilakukan masyarakat umum non-medis seperti kita saat terjadi kasus gawat darurat medis? Berikut adalah hal-hal dasar yang perlu Anda ketahui tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD).

1. Apa itu PPGD?
Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) adalah rangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk menyelamatkan pasien dari kematian.

2. Siapa yang melakukan PPGD?
First responder atau penolong pertama adalah masyarakat awam yang sudah dibekali pengetahuan teori dan praktek untuk merespon dan melakukan pertolongan pertama di lokasi kejadian.

3. Mengapa masyarakat umum harus melakukan PPGD?

  • Kita tidak dapat selalu mengandalkan layanan ambulan atau paramedic untuk segera tiba di lokasi kejadian
  • Terbatasnya alat dan waktu

4. Tujuan PERTOLONGAN PERTAMA?
a. Menyelamatkan nyawa korban
b. Meringankan penderitaan korban
c. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
d. Mempertahankan daya tahan korban
e. Mencarikan pertolongan lebih lanjut

5. Bagaimana cara melakukan PPGD?
Mengikuti algoritma dasar PPGD:
a. ada pasien tidak sadar
b. pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
c. beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
d. cek kesadaran pasien

6. Cara mengecek kesadaran pasien?
Dengan metode AVPU.
- A (Alert): Mengecek kesadaran korban, jika korban tidak sadar lanjut ke poin V.
- V (Verbal): Panggil korban dengan dengan berbicara keras di telinga korban (jangan menggoyang atau menyentuh pasien), jika tidak merespon lanjut ke poin P.
- P (Pain): cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, misalnya dengan menekan bagian putih dari kuku tangan (selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang, atau area di atas mata)
- U (Unresponsive): jika pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive. Dalam keadaan seperti ini, segera panggil bantuan dari pihak medis.

7. Call for help, cara meminta bantuan pada petugas medis:
a. Telepon ambulans (119) setelah melakukan pertolongan pertama, tapi jika ada 2 orang atau lebih, minta tolong ke orang lain untuk menelepon sementara Anda memberi pertolongan.
b. Ketika meminta tolong orang lain memanggilkan ambulans, jangan teriak tanpa arah. Teriaklah pada satu orang yang spesifik, lebih baik orang yang pertama kali Anda lihat, teriakan tanpa arah akan membuat orang lain bingung.
c. Saat menelepon ambulans untuk meminta bantuan medis, beritahukan:
- Jumlah korban
- Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
- Perkiraan usia dan jenis kelamin
- Tempat terjadi kegawatan

Pada kasus gawat darurat akibat kecelakaan, walaupun Anda berniat baik ingin menolong, sebaiknya jangan asal memindahkan pasien korban kecelakaan. Memindahkan pasien gawat darurat dengan cara keliru bisa berisiko fatal, bahkan meninggal.

Sumber:
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-sistem-penanggulangan-gawat-darurat-terpadu-spgdt-menggurangi-tingkat-kematian-dan-kecacatan-713.html
http://www.pertamedikasentul.co.id/rspsc-updates/artikel/detail/emergency-igd/7
http://indohcf.com/files/2016-02/seminar-dr.-chairul-paparan-dirjen-yankes-kebijakan-implementasi-spgdt.pdf
http://ganalakimiaunpad.blogspot.co.id/2010/09/pertolongan-pertama-gawat-darurat-ppgd.html

  Komentar

Komentar Hanya Untuk Member

Komentar hanya bisa dilakukan oleh member IndoHCF.
Belum memiliki akun? klik disini untuk membuat akun baru.

  Baca Juga

Mengapa Kita Harus Peduli Kasus Gawat Darurat?

Berencana untuk mudik pada saat Lebaran? Jika ya, maka kasus gawat darurat kesehatan harus menjadi perhatian Anda. Mengapa? Menurut lapo…

CPR, Perlukah Dipelajari Orang Awam (Non-medis)?

Berencana untuk mudik pada saat Lebaran? Jika ya, maka kasus gawat darurat kesehatan harus menjadi perhatian Anda. Mengapa? Menurut lapo…